Berkaitan lenyapnya uang nasabah Jenius BTPN sejumlah Rp 241 juta. Dalam penjelasannya, pemilik dana mengatakan ia sempat ditelepon oleh orang yang akui sebagai karyawan di Jenius.
Orang itu akui bila ada rekonsilasi biaya feesible dan minta pemilik dana untuk isi formulir di website palsu jeniusbtpn.com. Sebetulnya kasus kejahatan di bidang perbankan ini bukan hal baru.
Banyak modus yang dipakai untuk menipu calon korban. Dimulai dari skimming, phising sampai social engineering. Yok ketahui dahulu modus-modusnya agar detikers lebih siaga dan terbebas dari kejahatan ini.
Table of Contents
TogglePhising
Phising sebagai salah satunya langkah yang dipakai penipu untuk mengambil info individu. Misalkan nomor rekening bank, password sampai nomor kartu credit.
Modus ini dipakai oleh penipu untuk memancing dan menipu sasaran . Maka mereka umumnya arahkan orang ke satu halaman dan minta calon korban isi formulir di situs itu.
“Phising itu penjahatnya berpura-pura menjadi orang lain untuk mendapatkan informasi,” kata Deputi Komisioner Pembelajaran dan Pelindungan Customer OJK.
Skimming
Modus kejahatan ini kerap menelan korban. Korban umumnya merasakan rekeningnya kosong, walau sebenarnya ia tidak lakukan transaksi bisnis sama sekalipun.
Saat dicari di bank, penarikan atau transaksi bisnis umumnya terjadi di luar kota dalam jumlah yang bermacam. Pemerhati IT sekalian Chief Digital Forensic Indonesia, Ruby Alamsyah skimming ialah perampokan info kartu baik debet atau credit dengan mengopi info yang berada di kartu debet/ATM yang memakai pita magnetik.
Ruby menjelaskan untuk menghindar skimming ini saat sebelum transaksi bisnis, bagusnya nasabah memerhatikan detail mesin ATM. Bila ada fenomena atau keganjilan lebih bagus tidak boleh transaksi bisnis di mesin itu. “Dapat lihat dahulu di mulut tempat kartu ATM masuk, bila ada yang aneh atau ada tambahan-tambahan yang ganjil, lebih bagus tidak boleh teruskan transaksi bisnisnya,” katanya.
Ia mengutarakan lebih bagus cari mesin ATM yang ada di kantor cabang bank. Ini semakin aman dibanding mesin ATM yang tidak mempunyai pemantauan ketat. Seterusnya, nasabah bisa juga aktifkan feature pemberitahuan lewat SMS. Ini untuk mengawasi gerakan arus masuk keluar uang yang berada di rekening.
Social Engineering
Nasabah harus juga waspada dengan modus ini. Umumnya aktor kejahatan manfaatkan kecemasan dan kesalahan calon korban. Triknya aktor membuat ganjalan di mulut ATM, hingga kartu nasabah terbelit dan tidak dapat dikeluarkan. Saat itu aktor jalankan laganya dengan bersandiwara membantu, walau sebenarnya ia ambil kartu asli dan menggantinya dengan kartu yang mereka punyai.
Dari sini, saat nasabah cemas mereka umumnya minta nasabah untuk memeriksa kartu itu. “Umumnya sang aktor itu akan meminta calon korbannya untuk mengecek dengan masukkan kartu yang telah diganti itu. Karena nasabah masukkin PINnya ia, tidak dapat donk. Aktor ngomong, jika kartunya telah dikunci. Walau sebenarnya ia ngintip nomor PIN yang ditempatkan sama nasabah,” tutur ia.
Mereka ambil peluang dari sela itu dan lakukan transaksi bisnis dengan cara sah. Ini karena PIN dan kartu yang dipakai sesuai yang terekam pada data bank. Nah untuk menghindar hal itu, Ruby membagi panduan aman simpan atau transfer uang dan berbisnis di mesin ATM. Pertama, lakukan bila membuat kartu ATM yang ada nama pembuatnya.