Di era kekinian, investasi dalam dunia Cryptocurrency menjadi pilihan bagi banyak pelaku investasi, selain dari instrumen tradisional seperti saham dan obligasi. Hal ini disebabkan oleh berbagai alasan, di antaranya kemudahan proses investasi yang bisa dilakukan dengan nominal relatif kecil serta potensi keuntungan kapital yang menggoda. Akan tetapi, para investor juga harus menyadari dan memahami risiko yang terkandung dalam berinvestasi di bidang ini.
Daftar isi
ToggleManfaat Berinvestasi di Cryptocurrency
Berinvestasi di Cryptocurrency kini semakin mudah dengan kemajuan teknologi. Para investor hanya perlu mengunduh aplikasi mobile, melakukan pendaftaran, yang prosesnya serupa dengan pembukaan rekening e-banking atau e-wallet berbasis fin-tech. Investor diminta mengisi data pribadi sesuai identitas, termasuk melakukan verifikasi dengan foto selfie dan identitas tersebut. Proses verifikasi berlangsung cepat, hanya membutuhkan beberapa menit. Setelah itu, investor bisa langsung melakukan top-up melalui berbagai metode, termasuk transfer mobile banking atau scan QR e-wallet. Proses ini lebih cepat dan sederhana dibandingkan dengan proses membuka akun di pasar modal, yang bisa memakan waktu lebih dari seminggu untuk verifikasi.
Dunia Cryptocurrency menawarkan beragam pilihan investasi dengan munculnya token-token baru. Dari token lama seperti Bitcoin, Ethereum, Dogecoin, hingga token baru bermunculan dengan harga bervariasi, dari ratusan juta Rupiah per coin hingga di bawah Rp 5 per coin. Investor juga memiliki fleksibilitas dalam jumlah pembelian, tidak terbatas pada satu unit penuh, tetapi bisa membeli dalam fraksi sesuai dengan dana yang tersedia. Ini berbeda dengan pasar modal yang menuntut transaksi dalam jumlah lot tertentu.
Manfaat utama dari berinvestasi di Cryptocurrency tentu saja adalah capital gain, atau selisih harga beli dan jual. Selain itu, beberapa Cryptocurrency juga menawarkan manfaat tambahan, seperti crypto airdrops. Misalnya, investor diharuskan menyimpan sejumlah coin Tadpole dan coin tertentu dalam periode waktu tertentu untuk mendapatkan airdrops coin. Cryptocurrency seperti Ethereum juga berfungsi sebagai alat pembayaran di Metaverse, contohnya untuk membeli lahan di Decentraland.
Risiko Berinvestasi di Cryptocurrency
Nilai Cryptocurrency cenderung sangat fluktuatif, dengan kenaikan dan penurunan nilai yang bisa terjadi sangat cepat. Berbeda dengan pasar modal yang memiliki jam operasional tertentu, Cryptocurrency beroperasi non-stop seperti pasar uang. Ini berarti, meskipun ada potensi capital gain yang besar, penurunan nilai juga bisa terjadi dengan cepat, menyebabkan kerugian yang besar dalam waktu singkat. Contohnya adalah kejadian crash Terra Luna di tahun 2022, dimana harga pasarannya yang semula di atas Rp 1 juta per coin, tiba-tiba turun drastis menjadi di bawah Rp 5 per coin. Banyak investor terkejut dan mengalami dampak psikologis akibat kejadian ini. Risiko lain adalah saat investor menyimpan Cryptocurrency untuk mendapatkan airdrops, namun nilai pasarnya turun lebih dari nilai airdrops yang diperoleh, sehingga bukan keuntungan yang didapat melainkan kerugian.