Di tengah dinamika ekonomi global, Bank Indonesia (BI) memastikan bahwa kenaikan suku bunga Bank of Japan (BoJ) dari -0,1% menjadi 0%-0,1% tidak berdampak pada pasar Indonesia. Destry Damayanti, Deputi Gubernur BI, menegaskan hal ini dalam Rapat Dewan Gubernur BI yang digelar Kamis (20/3/2024). Faktanya, nilai tukar rupiah terhadap yen tetap stabil meskipun adanya penyesuaian suku bunga oleh Jepang.
Tidak Ada Pengaruh Signifikan terhadap Rupiah
Pada Kamis yang sama, Perry, pejabat BI lainnya, menyatakan bahwa kenaikan suku bunga Jepang justru membuat nilai yen melemah. “Kami tidak melihat dampak signifikan ke rupiah,” ujarnya. Fenomena ini menandai tren yang berbeda dibandingkan dengan pengaruh dolar AS, yang mengalami kenaikan dominan pasca-kebijakan Jepang tersebut.
BOJ: Kenaikan Suku Bunga Pertama dalam 17 Tahun
Awal minggu ini, BoJ memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya setelah bertahan di level rendah selama delapan tahun. Ini merupakan kenaikan pertama dalam 17 tahun terakhir. Kendati demikian, suku bunga Jepang masih berada di kisaran nol, mencerminkan kebijakan bank sentral dalam menopang pemulihan ekonomi yang masih rapuh.
Mengakhiri Era Suku Bunga Negatif
Langkah BoJ ini menandai keluarnya mereka dari suku bunga negatif, mengakhiri era di mana bank-bank sentral global berupaya mendorong pertumbuhan melalui kebijakan moneter yang tidak konvensional. Ini merupakan momen penting dalam sejarah kebijakan moneter global.